CV. AL-MADINAH
Masjid
memiliki peran vital dalam perkembangan agama Islam pada zaman
Rasulullah SAW , mulai dari tempat ibadah, pusat penyebaran agama, pusat
syiar Islam, pusat pemerintahan, dan pusat merumuskan strategi perang.
Namun siapapun yang mengetahui bangunan masjid tentu akan menyadari
bahwa masjid adalah bangunan dengan kubah diatasnya, pertanyaannya
adalah sejak kapan dan mengapa kubah itu ada di bangunan masjid?
Masjid
pada awalnya tidak memiliki kubah, masjid Nabawi-pun hanyalah bangunan
segiempat beratapkan daun kurma sehingga terlihat sangat sederhana,
ternyata kubah memang bukan berasal dan berakar dari arsitektur Islam,
hal ini diperkuat oleh pernyataan arsitek terkemuka, Prof K. Cresswell
dalam Early Muslim Architecture yang menyebutkan bahwa pada desain awal masjid di Madinah sama sekali belum mengenal kubah.
Apabila
menelisik lebih jauh sejarah kubah, ternyata kubah sudah dikenal
manusia sejak 6000 tahun yang lalu oleh bangsa Mesopotamia, namun
penggunaan kubah baru berkembang pesat di periode awal masa Kristen.
Melihat
kemegahan gedung-gedung Kristen dan romawi yang menggunakan kubah, maka
tergugahlah para khalifah untuk membangun masjid dengan kubah yang
megah. Saat khalifah Abdul Malik (685-688) berkuasa, dibangunlah Dome of the Rock yang lebih dikenal sebagai masjid Umar di Yerusalem.
Gaya
dan bentuk kubah semakin bervariasi ketika Islam berinteraksi dengan
kebudayaan-kebudayaan lain, maka tidak heran ketika kita mengunjungi
masjid di negara lain maka menemui bentuk kubah yang khas karena
arsitek-arsitek muslim tidak segan untuk mengakulturasi gaya arsitektur
masyarakat setempat seperti di wilayah Afrika utara seperti Maroko
dan Tunisia, bentuk kubah masjidnya berbentuk bulat rendah. Sedangkan
di mesir kubahnya berbentuk setengah oval, silinder (ustuwani) serta
kerucut (makhrut). Di Indonesia bentuk kubah masjid juga beragam, ada
yang berbentuk bulat, ada yang berbentuk joglo seperti masjid-masjid di
Jawa, ada pula masjid berbentuk tanduk kerbau di Sumatera barat, bahkan
ada kubah yang dilapisi emas 24 karat seperti di Masjid Dian Al-Mahri.
Menurut
pakar arsitektur bangunan, Jeffery O Hill, bangunan yang memiliki kubah
diatasnya lebih baik dalam sirkulasi udaranya, hal ini mungkin yang
menyebabkan sebagian besar masjid berhawa sejuk.
Lambing
bulan sabit diatas kubah masjid juga mengandung nilai sejarah, yaitu
ketika Muhammad Al Fatih mengambil alih kota Konstantinopel dari
kekaisaran Bizantium. Yaitu ketika Muhammad Al Fatih mengonversi tempat
ibadah yang ada, dengan menambahkan ornament bulan sabit (yang merupakan
lambang kekhalifahan Turki Utsmani) di kubahnya sebagai penanda bahwa
tempat ibadah tersebut telah dikuasai oleh umat islam dan beralihfungsi
menjadi sebuah masjid.
CV. AL-MADINAH